Jumat, 21 Agustus 2009

bom...bom...bom,,,mau???

Tahun-tahun belakangan tindakan keras Indonesia terhadap kelompok militan Islam banyak dipuji masyarakat internasional, terutama Amerika Serikat.

Setelah hampir setiap tahun dikagetkan serangan teroris, Indonesia selama empat tahun bebas serangan. Bukti bahwa kebijakan pemerintah membuahkan hasil. Demikian tulis koran berbahasa Inggris, International Herald Tribune.

Kelemahan
Tapi setelah pemboman terkoordinir Jumat lalu di hotel JW Marriot dan Ritz-Carlton, pakar dan pejabat Indonesia mulai menyadari adanya kelemahan cara pemerintah memberantas terorisme.

Meski pihak berwenang berhasil menangkap ratusan militan dan memperlemah jaringan Jemaah Islamiyah, tapi Indonesia gagal membasmi terorisme sampai ke akar-akarnya.

Otorita gagal memeriksa secara agresif ustad radikal dan sekolah Islam yang membiarkan kelompok ekstremis tetap menjalankan operasinya, kata para pakar. Sejak masuknya demokrasi di Indonesia setelah jatuhnya Soeharto, pemerintah tampaknya ragu-ragu menggunakan taktik-taktik yang mengingat kembali ke era kekuasaan militer.

Katalisator
"Pemboman Jumat lalu seharusnya menjadi katalisator bagi Indonesia untuk memikirkan suatu pendekatan yang lebih komprehensif," ujar Rohan Gunaratna, kepala Pusat Internasional untuk Kekerasan Politik dan Penelitian Terorisme di Universitas Teknologi Nanyang, Singapura.

"Pemerintah RI terlalu terfokus pada penangkapan operator. Padahal mereka seharusnya mencegah terorisme," ujar Rohan Gunaratna seperti dikutip International Herald Tribune.

Menurut Sidney Jones, pakar terorisme Islam dari International Crisis Group di Jakarta, ada sekitar 50 sekolah berhubungan dengan Jemaah Islamiyah dan menampung buronan. Jaringan ini tetap bisa bertahan berkat sekolah-sekolah seperti ini, katanya. Demikian International Herald Tribune.

0 komentar:

Anda Klik; anda mendapat rupiah

  © Blogger template The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP